Selasa, 22 Juli 2014

Mobile Air Conditioning

AIR KONDITIONER ( AC )

1.   Pengertian dan Fungsi Sistem Air Conditioner ( AC )

Sistem Air Conditioner atau sistem pengkondisian udara adalah alat yang berguna untuk mengatur kondisi udara dalam suatu ruangan atau ruang - ruang tertentu, sehingga kondisi udara sesuai dengan yang di inginkan si pemakai. Kondisi udara tersebut meliputi : suhu,kelembaban, sirkulasi, distribusi dan kemurnian. Pada mobil, sistem AC dikenal dengan Mobile Air Conditioning (MAC).

Keberadaan AC mobil bagi kendaraan pribadi di indonesia sudah tidak asing lagi di indonesia, karena indonesia beriklim tropis dengan bertemperatur tinggi ( rata – rata 30°C ) dam kelembaban tinggi ( rata –rata 75% ) tidklah nyaman bagi penumpang mobil, terutama di daerah perkotaan dengan hunian padat dan polusi tinggi. pada kondisi tersebut, tentulah kehadiran MAC pada kendaraan adalah suatu keharusaan.

2.  Tujuan penggunaan sistem AC pada mobil yaitu untuk :
a.        Memberikan udara yang sejuk dan kering ke dalam ruangan kendaraan
b.       Menghindari udara kotor masuk kedalam ruangan kendaraan
c.        Menghilangkan dengan cepat embun yang berada pada kaca di dalam ruang kendaraan  pada waktu hujan maupun di pagi hari, atau udara lembab akibat terjadinya kondensasi.

 MAC dapat mempertahankan temperatur serta kelembaban kabin pada kondisi nyaman ( sekitar 24°C, 50% )sepanjang perjalanan. Kedua, saat hujan MAC dapat mencegah terbentuknya embun pada kaca bagian dalam.





3.  Prinsip pendinginan
prinsip kerja mesin pendingin adalah memanfaatkan sifat – sifat zat yang bilamana menguap membutuhkan panas/ kalor. Misalnya bila kita tempatkan selembar kain yang telah di celupkan kedalam alkohol atau bensin ketangan kita lama kemudian tangan kita akan terasa dingain. Hal ini terjadi karena alkohol adalah zat cair yang mdah menguap, sehingga saat menguap alkohol tersebut akan mengambil panas / kolar dari tangan kita akan terasa dingin.
a.  Fluida kerja ( refrigeran )
Zat cair yang berfungsi sebagai pemindah panas/kalor dalam sistem AC
Disebut refrigeran. Adapun jenis refrigeran yang banyak di gunakan adalah :
R 12 (C Cl3 F), R 22 (CH Cl F2), R. 134a, R500 (73,8% R.12 + 26,2% R. 152), R.502 (48,8% R.22 + 51,2% R.115), R.717 (Anomiak atau NH3), R.744 (CO2), dan R.11 (C Cl3 F).
b.  Sifat – sifat refrigeran :
1.     Mudah menguap.
2.     Panas latennya cukup besar.
3.     Sifat kimianya cukup stabil.
4.     Kalau terjadi kebocoran mudah di identifikasi atau diketahui.
5.     Dapat bekerja pada suhu dan tekanan rendah.
6.     Tidak beracun (kadar racunnya rendah).
7.     Tidak mudah meledak atau menyala.

4.  PRINSIP KERJA MAC
Skema susunan komponen sistem MAC sebagaimana gambar berikut :
Gambar 1 : Komponen-komponen MAC

Siklis atau sirkulasi refrigeran pada sistem MAC bisa dilihat digambar diatas dan dijelaskan sebagai berikut :
a.    kompresor AC berputar menghisap refrigeran pada sisi tekanan rendah dan memompa refrigeran menuju kondensor AC dalam bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi dan berupa gas yang dirubah menjadi cair oleh kondensor AC.
b.    refrigeran yang berbentuk cair melewati receiver  dryer untuk disaring jika terdapat kotoran.
c.    setelah melewati receiver dryer refrigeran cair bertekanan tinggi menuju katup expansi dan di kabutkan ke evaporator / dirubah wujudnya dari cair menjadi gas.
d.    dari evaporator selanjutnya gas refrigeran / freon kembali dihisap oleh kompressor dan sirkulasi berulang dari awal.

5.   KOMPONEN UTAMA SISTEM MAC.
Pada dasarnya sistem MAC terdiri dari beberapa koponen berikut :
a.      Kompresor
b.     Kondensor
c.      Katup expansi
d.     Evaporator

Selain itu terdapat komponen-komponen pendukung sebagai berikut :
a.   Filter receiver-drier
b.   Magnetic clucth (kopling magnet)
c.   Thermostat (pengatur suhu)
d.   Pressure switch (saklar penekan)
e.   Kipas udara (extra fan)
f.    Iddle up device
g.   Relay

1).  KOMPRESOR
Kompresor berfungsi untuk mensirkulasikan dan menaikan tekanan refrigeran dari tekanan evaporasi ke tekanan kondensasi. Kompresor untuk MAC di kelompokkan kedalam dua kelompok besar :
Kompresor torak/piston
a.      Tipe crank shaft (1-6 silinder)
b.     Tipe swash plate (6-10 silinder)
c.      Tipe wabble plate (6 silinder)
Kompresor rotary
a.      Tipe through vane

a.  type crank shaft

Pada kompresor torak, putaran crank shaft diubah menjadi gerak naik turun torak. Untuk mengurangi kobocoran refrigeran dari ruang kompresi ke crank case, pada torak di pasang cincin (ring).
Gambar 2 : kompresor torak
Pada kompresor terdapat dua macam katup yang di pasang pada plat dudukan katup, yaitu katup hisap (suction valve) pada bagian bawah dan katup tekan (discharge valve) pada bagian atas.

Gambar 3 : kontruksi katup-katup kompresor

Saat torak bergerak turun, katup tekan tertutup karena tekanan refrigeran pada posisi discharge lebih besar di bandingkan tekanan di dalam silinder. Pada saat yang sama katup hisap terbuka dan refrigeran masuk kedalam silinder akibat kevakuman. Saat piston bergerak naik, katup hisap tertutup (kareana tekanan di dalam silinder lebih tinggi dari pada di sisi hisap) dan katup tekan terbuka,sehingga refrigeran ditekan keluar melalui katup discharge dan di larikan ke kondensor dengan tekanan dan temperatur tinggi.

b.  type Swash Plate
tipe swash plate terdiri atas sejumlah piston disusun dengan tipe swash plate dengan interval 72° untuk kompresor 10 silinder atau interval 120° untuk kompresor 6 silinder. Apabila salah satu sisi piston melakukan langkah kompresi, maka sisi lain melakukan langkah hisap. Pada dasarnya prinsip kompresi sama dengan kompresor torak, perbedaan tekanan dimungkinkan dengan adanya katup hisap dan buang. Karena perpindahan daya dari poros penggerak di lakukan oleh swash plate, getaran yang di hasilkan saat kompresor bekerja lebik kecil dibandingkan kompresor torak yang perpindahan gayanya dilakukan oleh connecting roda.

Gambar 4 : Kompresor Swash Plate.

c.  Type Wobble Plate
Pada kompresor ini 6 buah piston di atur pada sebelah kanan kompresor dengan sudut atur 60°. Sistem kompresinya sama dengan kompresor swash plate. Keuntungannya :
a.      Kapasitas kompresornya dapat diukur secara otomatis menurut kebutuhan beban pendingin.
b.     Pengatur kapasitas yang bervariasi akan mengurangi kejutan yang disebabkan oleh operasi kopling magnet (magnetic clutch).

Gerakan petar poros diubah menjadi gerakan bolak-balik oleh plate penggerak (drive plate) dan piring goyang (wobble plate). Sebelum bekerja, wobble plate dipandu oleh guide ball. Gerakan bolak-balik ini di teruskan ke piston melalui batang penghubung. Berbeda dengan swash plate, satu piston bekerja untuk satu silinder.
e.  Type Though Vane
Dua buah sudut (though vane) diletakan saling berbentuk sudut di antara rotor dan dinding silinder. Ketika rotor berputar, vane akan bergerak ke arah radial di dalam rotor dan bergesekan dengan dinding silinder. Gerakan tersebut akan menghisap dan menekan refrigeran.

Keuntungan kompresor rotary :
a.      Karena setiap putaran menghasilkan langkah-langkah hisap dan tekan secara bersamaan, momen putar lebih merata akibatnya getaran/kejutan lebih kecil.
b.     Ukuran dimensinya dapat dibuat lebih kecil dan menghemat tempat.
Kerugian kompresor rotary :
a.      Sampai saat ini hanya di pakai pada untuk sistem AC yang kecil saja sebab pada volume yang besar pula dan kipas pada rotor tidak cukup kuat menahan gesekan.

Minyak pelumas kompresor
 berfungsi melumasi bagian-bagian yang bergerak dan saling bergesekan. Sehubungan dengan penggunaan yang khusus, minyak pelumas kompresor selain mempunyai sifat-sifat seperti pada minyak pelumas pada umumnya, juga di tuntut harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a.      Titik bekunya rendah, sehingga dapat berfungsi dengan baik pada suhu yang rendah.
b.     Titik nualanya tinggi, sehingga dapat berfungsi dengan baik pada suhu cukup tinggi.
c.      Tidak merusak karet.
d.     Dapat bercampur dengan refrigeran tanpa menimbulkan hal-hal yang buruk terhadap refrigeran maupun terhadap minyak pelumasnya sendiri dan dapat dipisahkan dari refrigeran dengan mudah refrigeran maupun terhadap minyak pelumasnya sendiri tanpa menimbulkan reaksi kimia.

Tabel jenis minyak pelumas yang di pergunakan oleh AC Merk Nippo Denso
Densoil 6
Sunico no. 5 Gs
Dipergunakan pada jenis kompresor swash plate dan resipro.
Sunico no. 4 Gs
Hanya di pergunakan pada kompresor resipro (kecuali kompresor type 2M 110 A dan B)

Jumlah minyak pada kompresor harus tepat sesuai dengan yang diperlukan, karena jumlah yang terlalu sedikit akan mengakibatkan rusaknya bagian-bagian yang bergerak atau bergesekan. Sebaliknya jika terlalu banyak akan berpengaruh terhadap kapasitas pedinginnan AC. Semakin banyak minyak pelumas yang bercampur dengan refrigeran, kapasitas pendinginan akan semakin berkurang.
Mengingat adanya minyak pelumas yang sebagian ikut bersirkulasi dengan refrigeran mengakibatkan adanya minyak pelumas pada komponen AC lainnya. Sehingga pada saat penggantian komponen-komponen tersebut kita perlu menambah minyak pelumas yang ada pada komponen tersebut. Sebaliknya jika melakukan pergantian kompresor yang baru perlu mengurangi sebagian mminyak pelumas dari kompresor tersebut sejumlah yang ada dalam komponen lainnya.

Tabel daftar penambahan minyak pelumas untuk penggantian komponen AC
Type kompresor
Kondensor atau evaporator
Kondensor dan  evaporator
Pipa saluran atau receiver
2C, 2M, 6P
40 s/d 50 cc
90 s/d 100 cc
20 cc
10 P
20 s/d 30 cc
40 s/d 50 cc
10 cc

Perhatian : jangan membuka kaleng minyak pelumas yang masih berisi dalam keadaan terbuka tutupnya, karena sifatnya hidrokopis (mudah menghisap kelembaban atau uap air).

2.  Kondensor
 berfungsi untuk mendingginkan refrigeran berupa gas yang bertekanan dan bertemperatur tinggi dan mengubahnya menjadi cairan bertekanan tinggi. Proses ini disebut dengan proses kondensasi, dimana sejumlah panas dilepaskan dari kondensor keudara.
Gambar 5 : kondensor

Supaya pendinginan atau koendensasi dari zat pendinggin lebih sempurna maka pasangan kondensor perlu diperhatikan arah aliran udara yang menbantu proses pendinginanan kompresor, pada mobil ditempatkan biasanya didepan radiator supaya dapat dialiri udara waktu mobil berjalan.
Pipa-pipa kondensor ada yang dibuat bulat dan ada juga yang seprti kisi-kisi atau bergaris. Pipa itu dilengkungkan secara pararel dari awal sampai keluarnya zat pendingin menuju saringan. Untuk memperluas permukaan pendingin diantara pipa-pipa yang dilengkungkan itu diberi kisi-kisi pendingin supaya pendinginan lebih sempurna sehingga kondensasi dan perubahan bentuk zat pendinginan dari gas menjadi cair akan terjadi.

3.  Receiver/ Filter Dryer
Receiver merupakan komponen yang digunakan untuk menyimpan atau menampung refrigeran cair. Receiver dryer dilengkapi dengan filter, desiccant , sight glass dan fusible plug. Di dalam receiver juga terdapat filter dan dryer yang berfungsi menyerap air dan kotoran yang terbawa bersirkulasi dengan refrigerant. Receiver memisahkan refrigeran dalam bentuk uap dan cair oleh perbedaan berat jenis dan memastikan aliran yang akan memasuki katup expansi dalam fase cair.
Dryer berisi disicant yaitu zeolit (silika gel) yang berfungsi menyerap uap air yang masuk kedalam sistem. Sight glass sebagai indikator apabila ada uap air dalam sistem. Warna dari sight glass akan berubah apabila ada uap air (biru akan menjadi kemerah-merahan). Pada bagian atas saringan kebanyakan dilengkapi dengan kaca pengontrol untuk melihat zat pendingin yang bersirkulasi dalam sistem
Gambar 6 : Receiver/filter Dryer

Fusible plug di pasang di bagian atas receiver dryer berfungsi sebagai alat pengaman. Fusible plug ini di sebut juga melt bolt, terdiri dari solderan khusus pada lubang di tengah baut. Fusible plug bekerja apabila beban pendinginnya berlebihan maka pada sisi tekanan tinggi dari condensor dan receiver menjadi abnormal (>14,5- 15 bar) dan tempertur > 80° sehingga solderan khususnya akan meleleh yang memungkinkan refrigeran keluar.
Sistem kontrol pada AC dipasang untuk mencegah kerusakan pada kompresor atau bagian lain apabila terjadi kesalahan dalam instalasi sistem AC. Sistem kontrol filter berupa saklar yang bekerja memutuskan aliran listrik ke kopling magnet, bila tekanan atau temperatur terlalu tinggi/rendah dengan demikian kompresor tidak akan bekerja.


4.  Katup Ekspansi
            Berfungsi untuk menurunkan tekanan refrigeran. Penyerapan panas dan perubahan bentuk zat pendingin dari cair menjadi gas akan berlangsung dengan sempurna sebelum keluar evaporator. Bekerjanya katup ekspansi di atur sedemikian rupa agar membukan dan menutupnya katup sesuai dengan temperatur evaporator atau tekanan di dalam sistem.
       Terdapat dua jenis katup ekspansi, yaitu tipe tekanan tetap dan tipe sensor panas (thermal=Thermostatic). Katup thermal ini banyak di gunakan pada sisitem MAC.
Gambar 7 : Katup Ekspansi

       Tabung kontrol, pipa kapiler dan rungan di atas membran di isi dengan cairan khusus yang sensitif dengan perubahan temperatur, tabung kontrol dan pipa kapiler ini di dempetkan dengan pipa keluar evaporator.
       Bila temperatur evaporator rendah, tekanan cairan di atas membran tidak mampu melawan tekanan pegas katup menutup saluran masuk ke evaporator, penguapan zat pendingin terhenti sehingga temperatur evaporator naik kembali.

5.  Evaporator
Berfungsi sebagai alat penyerap panas yang berkerja berdasarkan prinsip penguapan. Proses penyerapan panas pada evaporator sangatlah tergantung pada tititk didih refrigerant. Titik didih sebuah refrigeran bervariasi hal ini tergantung akan zat-zat atau molekul-molekul pembentuk refrigerant tersebut, seperti R-12 memiliki titik didih -29,8 °C.
Gambar 8 : Evaporator
       Bentuk kontruksi dari evaporator tidak jauh beda dengan kondensor, tetapi fungsinya berbeda. Pada kondensor panas zat pendingin, harus di keluarkan agar terjadi perubahan bentuk zat pendingin dari gas ke cair. Prinsip ini keblikan dari evaporator, zat pendingin cair dari kondensor harus dirubah kembali menjadi gas dalam evaporator, dengan demikian evaporator harus menyerap panas, agar penyerapan panas ini berlangsung dengan sempurna pipa-pipa evaporator ini harus di perluas permukaannya dengan diberi kisi-kisi (elemen) dan kipas listrik (blower) supaya zat pendingin dapat di hembuskan kedalam ruangan.

6.  Kopling magnet
Kompling magnet di gunakan untuk menghubungkan dan melepaskan kompresor dengan putaran mesin. Komponen utamanya terdiri dari stator, rotor dan pressure plate.
Bila saklar dihubungkan, magnet listrik akan menarik plat penekan sampai berhubungan dengan roda pulley sehingga poros kompresor terputar. Pada waktu saklar terputus pegas plate pengembalikan menarik plat penekan sehingga putaran motor penggerak terputus dari poros kompresor ( putaran motor prnggerak hanya memutar pulley ).
7.  Relay
            Berfungsi mengalirkan arus listrik ke kopling magnet, blower motor. Relay dibutuhkan untuk mencegah kerusakan pada kunci kontak. Jika menggunakan relay kunci kontak hanya mengalirkan arus listrik yang kecil ke coil relay. Jika kunci kontak memutuskan arus listrik ke coil relay, maka konektifitas relay akan terputus secara otomatis sehingga arus listrik dari bateray ke kopling magnet atau pun motor blower akan terputus.

Gambar 9 : Relay

8.  Refrigeran
Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam sistem pendingin (refrigerasi) atau mesin pengondisi udara (AC). Zat ini berfungsi menyerap panas dari benda atau udara yang di inginkan dan membawanya kemudian membuangnya keudara sekeliling di luar ruangan yang di inginkan. Sebutan-sebutan refrigeran CFC,HCFC,dan HFC adalah contoh-contoh refrigeran sintetik. Sedangkan hidrokarbon (HC), karbondioksida (CO²), air (H²O), udara dan ammonia (NH³)
adalah contoh refrigeran alami yang sering di gunakan.
Gambar 10 : tabung refrigeran

D.  Peralatan service
Servis adalah tindakan yang dilakukan seseorang untuk memperbaiki suatu komponen.

     1.  Pompa vakum
            pompa vakum berfungsi untuk mengosongkan refrigeran sehingga dapat menghilangkan gas-gas yang tidak terkondisikan seperti udara dan uap air. Hal ini perlu dilakukan agar memperpanjang pemakaian operasi filter dryer dan penyumbatan khusus pada bagian tekanan rendah, adanya gas-gas yang tidak terkondensasi akan menghalangi perpindahan panas di kondensor dan evaporator dan menaikkan tekanan keluar (discharge), menyebabkan korosi dan pelumas menjadi asam.
            Untuk proses vakum yang baik harus mampu mengosongkan refrigeran sampai dengan tekanan 20-50 mikron air raksa. Apabila tidak memeiliki alat pengukuran vakum, maka sisitem harus dipompa selama ½ jam setelah guage manifol menunjukkan -30inci/-760 mmHg milibar.

Gambar 11 : pompa vakum

Gambar 12 : alat pengukur berat massa refrigeran


     2.  Guage Manifold
            Guage manifold berfungsi mengukur regfrugeran baik pada saatpengisian maupun pada saat beroperasi. Yang dapat dilihat pada guage manifold adalah tekanan evaporator atau tekanan hisap (suction) kompresor, dan tekanan kondensor atau tekanan keluar (discharge) kompresor.
       Dengan demikian guage manifold terdiri dari dua sisi yaitu sisi tekanan rendah dan tekanan tinggi, masing-masing diisi dengan sisi hisap dan keluaran dari kompresor melalui selang penghubung (hose). Pada setiap sisi di pasang tekanan (pressure guage).
Gambar 13 : Manifold Guage

       Pada manifold guage terdapat dua katup untuk mengatur aliran yaitu katup berwarna biru pada sisi tekanan rendah dan katup merah pada sisi tekanan tinggi


     3.  Refrigeran Leak Detaktor
       Pendeteksian kebocorn dapat di lakukan dengan menggunakan pendeteksian refrigeran elektronik atau dengan cara konvensional yaitu gas nitrogen dan air sabun. Pada cara pertama sistem berisi refrigeran dan sensor alat deteksi didekatkan pada bagian – bagian yang di curigai terjadinya kebocoran seperti sambungan atau penghubung. Sensor akan memberikan sinyal alaram apabila terjadi kebocoran. Gas nitrogen biasanya digunakan pada tes kebocoran karena gas ini bersifat intret dan tidak mudah terbakar. Sistem akan diisi refrigeran diisi terlebih dahulu dengan gas nitrogen bertekenan, kemudian bagian-bagian yang di curigai di oleskan air sabun. Air sabun akan menggelembung apabila terjadi kebocoran, gas nitrogen kemudian di vakum untuk di keluarkan sebelum diisi refrigeran.
Gambar 14 : alat pendeteksi kebocoran

4.  Anemometer
            Anemometer adalah alat pengukur kecepatan angin, bentuknya seperti thermometer digital yang dilengkapi dengan baling-baling untuk mengukur angin, biasanya anemometer bebentuk digital karena penbacaannya lebih cepat dan lebih efisien. Kegunaan anemometer dikomponen AC untuk mengukur kecepatan blower pada saat bekerja. Cara menggunakanya cukup di dekatkan ke blower kenudian akan meyesuaikan ukuran yang ada di blower.
Gambar 15 : Anemometer

A.  Proses Pengerjan
1.  Cara pengisian refrigeran
Alat – dan bahan yang di gunakan :
a.      Pompa vakum
b.     Guage manifold
c.      Thermometer
d.     Refrigeran

Sebelum dilakukan pengisian froen, maka terlebih dahulu langkah pengososngkan/vakum pada kompresor. Langkah vakum ini bertujuan untuk mengeluarkan udara yang mengandung uap air agar tidak menyumbat pada waktu unit AC mobil ini bekerja.
            Langkah pengosongan ini biasanya dilakukan apabila unit AC mobil tersebut baru diperbaiki atau di bongkar. Setelah di rakit kembali, maka dilakukan langkah – langkah vajum agar kinerja unit AC dapat maksimal karena udara yang mengandung uap air tersebut dapat di keluarkan. Proses vakum ini di lakukan selama 15 – 30 menit selama proses vakum dilakukan, baru dilakukan pengisian freon/ refrigeran.

2.   Proses pengisian refrigeran
Pengisian refrigeran atau freon pada unit AC mobil ada 2 cara yaitu :
a.   Pengisian freon dengan tekanan tinggi.
b.   Pengisian freon dengan tekanan rendah.
Tentunya, sebelum melakukan pengisian refrigeran terlebih dahulu mengosongkan refrigeran dalam sistem ,untuk mengetahui penuh atau tidaknya sistem pada waktu diisi ada tiga cara :
a.   Dengan melihat pada gelas /kaca pengontrol pada saringan (sight glass )
b.   Dengan melihat tekanan pada manifold guage.
c.   Mengisi sesuai dengan zat pendingin yang masuk kedalm sistem menurut buku manual.
       Sebelum melalui pengisian refrigeran freon pastikan langkah–langkah berikut sudah dilakukan :
a.      Rangkaian sistem harus terpasang dengan benar.
b.     Selang masih terpasang pada manifold guage warna merah ke nipel tekanan tinggi .
c.      Warna biru ke nipel tekanan rendah dan warna hijau ke tangki refrigeran atau alat pengisi
d.     Refrigeran yang akan digunakan harus tersedia dengan cukup.
e.      Singkirkan alat –alat yang masih ada di sekitar mesin untuk menghindari kecelakaan kerja.

     3.  Langkah pengisian
1.     Pada Manifold Guage, terdapat 3 selang . warna kuning yang ditengah terhubung ke tabung freon, warna biru terhubung ke Low Preassure dan selang terakhir berwarna merah terhubung ke High Pressure ( slang yang menuju ke kondensor, biasanya dekat dengan radiator )
2.     Pastikan warna valve dalam keadaan tertutup, lalu hubungka selang ke portnya masing – maising.
3.     Buka sedikit valve dari tabung lalu longgarkan sedikit mur selang kuning yang menempel ke Manifold Guage. Tuggu sampai terdengar bunyi Hisss selam 4 detik tujuannya untuk membuang udara yang ada dalam selang kuning dan menggantinya dengan freon.
4.     Tutup/ rapatkan kembali mur pada selang kuning di Manifold Guage tadi, dan tutup juga valve pada tabung freon.
5.     Nyalakan mesin dan AC pada setting fan yang paling cepat dan suhu yang paling rendah / dingin dalam keadaan jendela terbuka.
6.     Setel engine pada runing pad Rpm 1100 – 1500.
7.     Buka kedua valve manifold ( Low dan High ) hingga terbaca penunjuknya.
8.     Idealnya tekanan rendah maximum 40 PSI, tekanan tinggi maximum 225 PSI
9.     Tutup kembali semua valve, llu buka sedikit valve tabung.
10.  Buka valve warna biru disinilah proses pengisian tabung berlangsung. Tunggu sesaat sampai penunjuk angka naik dan terbaca 35 -40 PSI.
11.  Dengan mesin tetap menyala, tutup valve warna biru dan valve tabung .
12.  Dengan melihat dengan gelas kaca pengontrol saringan dan memeriksa tekanan.
13.  Tutup semua katup pada Guage Manifold dan juga pada tabung, bersikan alat- alat dan bahan

Kerusakan yang sering terjadi dan cara penangannanya :
Masalah yang terjadi
Cara penanganannya
·       Sistem tidak bekerja
·       Periksa sekring ( fuse )
·       Periksa kekencangan V belt/ ganti
·       Periksa control sysytem
·       Periksa semua sambungan dan kebocoran  pada house / pipa
·       Bunyi pada sistem
·       Sambungan compressor cluth rusak
·       V belt lepas
·       Oli compressor habis
·       Iddel pully dan bearing cacat / rusak
·       Pengisian refrigeran berlebihan
·        Pengisian refrigeran kerang
·       Pendinginan yang terputus –putus
·       Blower rusak
·       Compressor selip
·       Katup expansi beku kemungkinan adanya kelembaban di dalam sistem
·       Evaporator tersumbat 
·       Ac tidak dingin
·       Fuse putus
·       Aliran freon terhambat
·       Adanya kebocoran pada sistem
·       Kabel aliran listrik terputus / ganti
·       V belt rusak / ganti

     5.   Usulan pemecahan masalah

            Masalah yang terjadi ketika pengisian freon disebabkan oleh masuknya udara luar kedalam selang dan iku masuk ke dalam dan bersirkulasi dengan refrigeran. Cara menangani hal tersebut kita dapat mengikuti prosedur diatas lebih tepatnya pada bagian teori yang menunjukkan pengisian freon dengan aman dan benar.