AIR
KONDITIONER ( AC )
1. Pengertian dan Fungsi Sistem Air Conditioner
( AC )
Sistem Air Conditioner
atau sistem pengkondisian udara adalah alat yang berguna untuk mengatur kondisi
udara dalam suatu ruangan atau ruang - ruang tertentu, sehingga kondisi udara
sesuai dengan yang di inginkan si pemakai. Kondisi udara tersebut meliputi :
suhu,kelembaban, sirkulasi, distribusi dan kemurnian. Pada mobil, sistem AC
dikenal dengan Mobile Air Conditioning (MAC).
Keberadaan AC mobil
bagi kendaraan pribadi di indonesia sudah tidak asing lagi di indonesia, karena
indonesia beriklim tropis dengan bertemperatur tinggi ( rata – rata 30°C ) dam
kelembaban tinggi ( rata –rata 75% ) tidklah nyaman bagi penumpang mobil,
terutama di daerah perkotaan dengan hunian padat dan polusi tinggi. pada
kondisi tersebut, tentulah kehadiran MAC pada kendaraan adalah suatu
keharusaan.
2. Tujuan penggunaan sistem AC pada mobil yaitu
untuk :
a.
Memberikan udara
yang sejuk dan kering ke dalam ruangan kendaraan
b. Menghindari
udara kotor masuk kedalam ruangan kendaraan
c.
Menghilangkan
dengan cepat embun yang berada pada kaca di dalam ruang kendaraan pada waktu hujan maupun di pagi hari, atau
udara lembab akibat terjadinya kondensasi.
MAC dapat mempertahankan temperatur serta
kelembaban kabin pada kondisi nyaman ( sekitar 24°C, 50% )sepanjang perjalanan.
Kedua, saat hujan MAC dapat mencegah terbentuknya embun pada kaca bagian dalam.
3. Prinsip pendinginan
prinsip kerja mesin pendingin
adalah memanfaatkan sifat – sifat zat yang bilamana menguap membutuhkan panas/
kalor. Misalnya bila kita tempatkan selembar kain yang telah di celupkan
kedalam alkohol atau bensin ketangan kita lama kemudian tangan kita akan terasa
dingain. Hal ini terjadi karena alkohol adalah zat cair yang mdah menguap,
sehingga saat menguap alkohol tersebut akan mengambil panas / kolar dari tangan
kita akan terasa dingin.
a. Fluida kerja ( refrigeran )
Zat cair yang berfungsi sebagai
pemindah panas/kalor dalam sistem AC
Disebut refrigeran. Adapun jenis
refrigeran yang banyak di gunakan adalah :
R 12 (C Cl3 F), R 22 (CH Cl F2), R. 134a, R500
(73,8% R.12 + 26,2% R. 152), R.502 (48,8% R.22 + 51,2% R.115), R.717 (Anomiak
atau NH3), R.744 (CO2), dan R.11 (C Cl3 F).
b. Sifat – sifat refrigeran
:
1.
Mudah menguap.
2.
Panas latennya
cukup besar.
3.
Sifat kimianya
cukup stabil.
4.
Kalau terjadi
kebocoran mudah di identifikasi atau diketahui.
5.
Dapat bekerja
pada suhu dan tekanan rendah.
6.
Tidak beracun
(kadar racunnya rendah).
7.
Tidak mudah meledak
atau menyala.
4. PRINSIP KERJA MAC
Skema
susunan komponen sistem MAC sebagaimana gambar berikut :
Gambar 1 : Komponen-komponen MAC
Siklis atau sirkulasi
refrigeran pada sistem MAC bisa dilihat digambar diatas dan dijelaskan sebagai
berikut :
a. kompresor AC berputar menghisap refrigeran
pada sisi tekanan rendah dan memompa refrigeran menuju kondensor AC dalam
bertekanan tinggi dan bertemperatur tinggi dan berupa gas yang dirubah menjadi
cair oleh kondensor AC.
b. refrigeran yang berbentuk cair melewati
receiver dryer untuk disaring jika
terdapat kotoran.
c. setelah melewati receiver dryer refrigeran
cair bertekanan tinggi menuju katup expansi dan di kabutkan ke evaporator /
dirubah wujudnya dari cair menjadi gas.
d. dari evaporator selanjutnya gas refrigeran /
freon kembali dihisap oleh kompressor dan sirkulasi berulang dari awal.
5. KOMPONEN UTAMA SISTEM MAC.
Pada
dasarnya sistem MAC terdiri dari beberapa koponen berikut :
a.
Kompresor
b.
Kondensor
c.
Katup expansi
d.
Evaporator
Selain
itu terdapat komponen-komponen pendukung sebagai berikut :
a. Filter
receiver-drier
b. Magnetic
clucth (kopling magnet)
c. Thermostat
(pengatur suhu)
d. Pressure
switch (saklar penekan)
e. Kipas
udara (extra fan)
f. Iddle
up device
g. Relay
1). KOMPRESOR
Kompresor
berfungsi untuk mensirkulasikan dan menaikan tekanan refrigeran dari tekanan
evaporasi ke tekanan kondensasi. Kompresor untuk MAC di kelompokkan kedalam dua
kelompok besar :
Kompresor
torak/piston
a. Tipe
crank shaft (1-6 silinder)
b. Tipe
swash plate (6-10 silinder)
c. Tipe
wabble plate (6 silinder)
Kompresor
rotary
a. Tipe
through vane
a. type crank shaft
Pada
kompresor torak, putaran crank shaft diubah menjadi gerak naik turun torak.
Untuk mengurangi kobocoran refrigeran dari ruang kompresi ke crank case, pada
torak di pasang cincin (ring).
Gambar
2 : kompresor torak
Pada
kompresor terdapat dua macam katup yang di pasang pada plat dudukan katup,
yaitu katup hisap (suction valve) pada bagian bawah dan katup tekan (discharge
valve) pada bagian atas.
Gambar 3 : kontruksi katup-katup kompresor
Saat
torak bergerak turun, katup tekan tertutup karena tekanan refrigeran pada
posisi discharge lebih besar di bandingkan tekanan di dalam silinder. Pada saat
yang sama katup hisap terbuka dan refrigeran masuk kedalam silinder akibat kevakuman.
Saat piston bergerak naik, katup hisap tertutup (kareana tekanan di dalam
silinder lebih tinggi dari pada di sisi hisap) dan katup tekan terbuka,sehingga
refrigeran ditekan keluar melalui katup discharge dan di larikan ke kondensor
dengan tekanan dan temperatur tinggi.
b. type Swash Plate
tipe
swash plate terdiri atas sejumlah piston disusun dengan tipe swash plate dengan
interval 72° untuk kompresor 10 silinder atau interval 120° untuk kompresor 6
silinder. Apabila salah satu sisi piston melakukan langkah kompresi, maka sisi
lain melakukan langkah hisap. Pada dasarnya prinsip kompresi sama dengan
kompresor torak, perbedaan tekanan dimungkinkan dengan adanya katup hisap dan
buang. Karena perpindahan daya dari poros penggerak di lakukan oleh swash
plate, getaran yang di hasilkan saat kompresor bekerja lebik kecil dibandingkan
kompresor torak yang perpindahan gayanya dilakukan oleh connecting roda.
Gambar
4 : Kompresor Swash Plate.
c. Type Wobble Plate
Pada
kompresor ini 6 buah piston di atur pada sebelah kanan kompresor dengan sudut
atur 60°. Sistem kompresinya sama dengan kompresor swash plate.
Keuntungannya :
a.
Kapasitas
kompresornya dapat diukur secara otomatis menurut kebutuhan beban pendingin.
b.
Pengatur
kapasitas yang bervariasi akan mengurangi kejutan yang disebabkan oleh operasi
kopling magnet (magnetic clutch).
Gerakan
petar poros diubah menjadi gerakan bolak-balik oleh plate penggerak (drive
plate) dan piring goyang (wobble plate). Sebelum bekerja, wobble
plate dipandu oleh guide ball. Gerakan bolak-balik ini di teruskan ke piston
melalui batang penghubung. Berbeda dengan swash plate, satu piston bekerja
untuk satu silinder.
e. Type Though Vane
Dua
buah sudut (though vane) diletakan saling berbentuk sudut di antara
rotor dan dinding silinder. Ketika rotor berputar, vane akan bergerak ke arah
radial di dalam rotor dan bergesekan dengan dinding silinder. Gerakan tersebut
akan menghisap dan menekan refrigeran.
Keuntungan
kompresor rotary :
a.
Karena setiap putaran
menghasilkan langkah-langkah hisap dan tekan secara bersamaan, momen putar
lebih merata akibatnya getaran/kejutan lebih kecil.
b.
Ukuran
dimensinya dapat dibuat lebih kecil dan menghemat tempat.
Kerugian
kompresor rotary :
a.
Sampai saat ini hanya
di pakai pada untuk sistem AC yang kecil saja sebab pada volume yang besar pula
dan kipas pada rotor tidak cukup kuat menahan gesekan.
Minyak pelumas
kompresor
berfungsi melumasi bagian-bagian yang bergerak
dan saling bergesekan. Sehubungan dengan penggunaan yang khusus, minyak pelumas
kompresor selain mempunyai sifat-sifat seperti pada minyak pelumas pada
umumnya, juga di tuntut harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a.
Titik bekunya
rendah, sehingga dapat berfungsi dengan baik pada suhu yang rendah.
b.
Titik nualanya
tinggi, sehingga dapat berfungsi dengan baik pada suhu cukup tinggi.
c.
Tidak merusak
karet.
d.
Dapat bercampur
dengan refrigeran tanpa menimbulkan hal-hal yang buruk terhadap refrigeran
maupun terhadap minyak pelumasnya sendiri dan dapat dipisahkan dari refrigeran
dengan mudah refrigeran maupun terhadap minyak pelumasnya sendiri tanpa
menimbulkan reaksi kimia.
Tabel jenis minyak
pelumas yang di pergunakan oleh AC Merk Nippo Denso
Densoil
6
Sunico
no. 5 Gs
|
Dipergunakan
pada jenis kompresor swash plate dan resipro.
|
Sunico
no. 4 Gs
|
Hanya
di pergunakan pada kompresor resipro (kecuali kompresor type 2M 110 A dan B)
|
Jumlah
minyak pada kompresor harus tepat sesuai dengan yang diperlukan, karena jumlah
yang terlalu sedikit akan mengakibatkan rusaknya bagian-bagian yang bergerak
atau bergesekan. Sebaliknya jika terlalu banyak akan berpengaruh terhadap
kapasitas pedinginnan AC. Semakin banyak minyak pelumas yang bercampur dengan
refrigeran, kapasitas pendinginan akan semakin berkurang.
Mengingat
adanya minyak pelumas yang sebagian ikut bersirkulasi dengan refrigeran
mengakibatkan adanya minyak pelumas pada komponen AC lainnya. Sehingga pada
saat penggantian komponen-komponen tersebut kita perlu menambah minyak pelumas
yang ada pada komponen tersebut. Sebaliknya jika melakukan pergantian kompresor
yang baru perlu mengurangi sebagian mminyak pelumas dari kompresor tersebut
sejumlah yang ada dalam komponen lainnya.
Tabel
daftar penambahan minyak pelumas untuk penggantian komponen AC
Type
kompresor
|
Kondensor
atau evaporator
|
Kondensor
dan evaporator
|
Pipa
saluran atau receiver
|
2C,
2M, 6P
|
40
s/d 50 cc
|
90
s/d 100 cc
|
20
cc
|
10
P
|
20
s/d 30 cc
|
40
s/d 50 cc
|
10
cc
|
Perhatian : jangan
membuka kaleng minyak pelumas yang masih berisi dalam keadaan terbuka tutupnya,
karena sifatnya hidrokopis (mudah menghisap kelembaban atau uap air).
2. Kondensor
berfungsi untuk mendingginkan refrigeran
berupa gas yang bertekanan dan bertemperatur tinggi dan mengubahnya menjadi
cairan bertekanan tinggi. Proses ini disebut dengan proses kondensasi, dimana
sejumlah panas dilepaskan dari kondensor keudara.
Gambar
5 : kondensor
Supaya
pendinginan atau koendensasi dari zat pendinggin lebih sempurna maka pasangan
kondensor perlu diperhatikan arah aliran udara yang menbantu proses
pendinginanan kompresor, pada mobil ditempatkan biasanya didepan radiator
supaya dapat dialiri udara waktu mobil berjalan.
Pipa-pipa
kondensor ada yang dibuat bulat dan ada juga yang seprti kisi-kisi atau
bergaris. Pipa itu dilengkungkan secara pararel dari awal sampai keluarnya zat
pendingin menuju saringan. Untuk memperluas permukaan pendingin diantara
pipa-pipa yang dilengkungkan itu diberi kisi-kisi pendingin supaya pendinginan
lebih sempurna sehingga kondensasi dan perubahan bentuk zat pendinginan dari
gas menjadi cair akan terjadi.
3. Receiver/ Filter Dryer
Receiver
merupakan komponen yang digunakan untuk menyimpan atau menampung refrigeran
cair. Receiver dryer dilengkapi dengan filter, desiccant , sight glass
dan fusible plug. Di dalam receiver juga terdapat filter dan
dryer yang berfungsi menyerap air dan kotoran yang terbawa bersirkulasi dengan
refrigerant. Receiver memisahkan refrigeran dalam bentuk uap dan cair oleh
perbedaan berat jenis dan memastikan aliran yang akan memasuki katup expansi
dalam fase cair.
Dryer
berisi disicant yaitu zeolit (silika gel) yang berfungsi menyerap uap
air yang masuk kedalam sistem. Sight glass sebagai indikator apabila ada
uap air dalam sistem. Warna dari sight glass akan berubah apabila ada
uap air (biru akan menjadi kemerah-merahan). Pada bagian atas saringan
kebanyakan dilengkapi dengan kaca pengontrol untuk melihat zat pendingin yang
bersirkulasi dalam sistem
Gambar
6 : Receiver/filter Dryer
Fusible
plug di pasang di bagian atas receiver dryer berfungsi sebagai
alat pengaman. Fusible plug ini di sebut juga melt bolt, terdiri dari solderan
khusus pada lubang di tengah baut. Fusible plug bekerja apabila beban
pendinginnya berlebihan maka pada sisi tekanan tinggi dari condensor dan
receiver menjadi abnormal (>14,5- 15 bar) dan tempertur > 80° sehingga
solderan khususnya akan meleleh yang memungkinkan refrigeran keluar.
Sistem
kontrol pada AC dipasang untuk mencegah kerusakan pada kompresor atau bagian
lain apabila terjadi kesalahan dalam instalasi sistem AC. Sistem kontrol filter
berupa saklar yang bekerja memutuskan aliran listrik ke kopling magnet, bila
tekanan atau temperatur terlalu tinggi/rendah dengan demikian kompresor tidak
akan bekerja.
4. Katup Ekspansi
Berfungsi untuk
menurunkan tekanan refrigeran. Penyerapan panas dan perubahan bentuk zat pendingin
dari cair menjadi gas akan berlangsung dengan sempurna sebelum keluar
evaporator. Bekerjanya katup ekspansi di atur sedemikian rupa agar membukan dan
menutupnya katup sesuai dengan temperatur evaporator atau tekanan di dalam
sistem.
Terdapat dua jenis katup ekspansi, yaitu
tipe tekanan tetap dan tipe sensor panas (thermal=Thermostatic). Katup thermal
ini banyak di gunakan pada sisitem MAC.
Gambar
7 : Katup Ekspansi
Tabung kontrol, pipa kapiler dan rungan
di atas membran di isi dengan cairan khusus yang sensitif dengan perubahan
temperatur, tabung kontrol dan pipa kapiler ini di dempetkan dengan pipa keluar
evaporator.
Bila temperatur evaporator rendah,
tekanan cairan di atas membran tidak mampu melawan tekanan pegas katup menutup
saluran masuk ke evaporator, penguapan zat pendingin terhenti sehingga
temperatur evaporator naik kembali.
5. Evaporator
Berfungsi sebagai alat
penyerap panas yang berkerja berdasarkan prinsip penguapan. Proses penyerapan
panas pada evaporator sangatlah tergantung pada tititk didih refrigerant. Titik
didih sebuah refrigeran bervariasi hal ini tergantung akan zat-zat atau
molekul-molekul pembentuk refrigerant tersebut, seperti R-12 memiliki titik
didih -29,8 °C.
Gambar
8 : Evaporator
Bentuk kontruksi dari evaporator tidak
jauh beda dengan kondensor, tetapi fungsinya berbeda. Pada kondensor panas zat
pendingin, harus di keluarkan agar terjadi perubahan bentuk zat pendingin dari
gas ke cair. Prinsip ini keblikan dari evaporator, zat pendingin cair dari
kondensor harus dirubah kembali menjadi gas dalam evaporator, dengan demikian
evaporator harus menyerap panas, agar penyerapan panas ini berlangsung dengan
sempurna pipa-pipa evaporator ini harus di perluas permukaannya dengan diberi
kisi-kisi (elemen) dan kipas listrik (blower) supaya zat pendingin dapat di
hembuskan kedalam ruangan.
6. Kopling magnet
Kompling
magnet di gunakan untuk menghubungkan dan melepaskan kompresor dengan putaran
mesin. Komponen utamanya terdiri dari stator, rotor dan pressure plate.
Bila
saklar dihubungkan, magnet listrik akan menarik plat penekan sampai berhubungan
dengan roda pulley sehingga poros kompresor terputar. Pada waktu saklar terputus
pegas plate pengembalikan menarik plat penekan sehingga putaran motor penggerak
terputus dari poros kompresor ( putaran motor prnggerak hanya memutar pulley ).
7. Relay
Berfungsi mengalirkan
arus listrik ke kopling magnet, blower motor. Relay
dibutuhkan untuk mencegah kerusakan pada kunci kontak. Jika menggunakan relay
kunci kontak hanya mengalirkan arus listrik yang kecil ke coil relay. Jika
kunci kontak memutuskan arus listrik ke coil relay, maka konektifitas relay
akan terputus secara otomatis sehingga arus listrik dari bateray ke kopling
magnet atau pun motor blower akan terputus.
Gambar 9 : Relay
8. Refrigeran
Refrigeran
adalah zat yang mengalir dalam sistem pendingin (refrigerasi) atau mesin
pengondisi udara (AC). Zat ini berfungsi menyerap panas dari benda atau udara
yang di inginkan dan membawanya kemudian membuangnya keudara sekeliling di luar
ruangan yang di inginkan. Sebutan-sebutan refrigeran CFC,HCFC,dan HFC adalah
contoh-contoh refrigeran sintetik. Sedangkan hidrokarbon (HC), karbondioksida
(CO²), air (H²O), udara dan ammonia (NH³)
adalah
contoh refrigeran alami yang sering di gunakan.
Gambar
10 : tabung refrigeran
D. Peralatan service
Servis adalah tindakan yang dilakukan
seseorang untuk memperbaiki suatu komponen.
1. Pompa vakum
pompa vakum berfungsi untuk
mengosongkan refrigeran sehingga dapat menghilangkan gas-gas yang tidak
terkondisikan seperti udara dan uap air. Hal ini perlu dilakukan agar
memperpanjang pemakaian operasi filter dryer dan penyumbatan khusus pada bagian
tekanan rendah, adanya gas-gas yang tidak terkondensasi akan menghalangi
perpindahan panas di kondensor dan evaporator dan menaikkan tekanan keluar
(discharge), menyebabkan korosi dan pelumas menjadi asam.
Untuk proses vakum yang baik harus
mampu mengosongkan refrigeran sampai dengan tekanan 20-50 mikron air raksa.
Apabila tidak memeiliki alat pengukuran vakum, maka sisitem harus dipompa
selama ½ jam setelah guage manifol menunjukkan -30inci/-760 mmHg milibar.
Gambar 11 : pompa vakum
Gambar 12 : alat pengukur berat massa
refrigeran
2. Guage Manifold
Guage
manifold berfungsi mengukur regfrugeran baik pada saatpengisian maupun pada
saat beroperasi. Yang dapat dilihat pada guage manifold adalah tekanan
evaporator atau tekanan hisap (suction) kompresor, dan tekanan kondensor
atau tekanan keluar (discharge) kompresor.
Dengan demikian guage manifold
terdiri dari dua sisi yaitu sisi tekanan rendah dan tekanan tinggi, masing-masing
diisi dengan sisi hisap dan keluaran dari kompresor melalui selang penghubung (hose).
Pada setiap sisi di pasang tekanan (pressure guage).
Gambar 13 : Manifold Guage
Pada manifold guage terdapat dua katup
untuk mengatur aliran yaitu katup berwarna biru pada sisi tekanan rendah dan
katup merah pada sisi tekanan tinggi
3. Refrigeran Leak Detaktor
Pendeteksian kebocorn
dapat di lakukan dengan menggunakan pendeteksian refrigeran elektronik atau
dengan cara konvensional yaitu gas nitrogen dan air sabun. Pada cara pertama
sistem berisi refrigeran dan sensor alat deteksi didekatkan pada bagian –
bagian yang di curigai terjadinya kebocoran seperti sambungan atau penghubung.
Sensor akan memberikan sinyal alaram apabila terjadi kebocoran. Gas nitrogen
biasanya digunakan pada tes kebocoran karena gas ini bersifat intret dan tidak
mudah terbakar. Sistem akan diisi refrigeran diisi terlebih dahulu dengan gas
nitrogen bertekenan, kemudian bagian-bagian yang di curigai di oleskan air
sabun. Air sabun akan menggelembung apabila terjadi kebocoran, gas nitrogen
kemudian di vakum untuk di keluarkan sebelum diisi refrigeran.
Gambar 14 : alat pendeteksi kebocoran
4.
Anemometer
Anemometer
adalah alat pengukur kecepatan angin, bentuknya seperti thermometer digital
yang dilengkapi dengan baling-baling untuk mengukur angin, biasanya anemometer
bebentuk digital karena penbacaannya lebih cepat dan lebih efisien. Kegunaan
anemometer dikomponen AC untuk mengukur kecepatan blower pada saat bekerja.
Cara menggunakanya cukup di dekatkan ke blower kenudian akan meyesuaikan ukuran
yang ada di blower.
Gambar 15 : Anemometer
A. Proses Pengerjan
1. Cara pengisian refrigeran
Alat
– dan bahan yang di gunakan :
a. Pompa
vakum
b. Guage
manifold
c. Thermometer
d. Refrigeran
Sebelum dilakukan pengisian froen, maka
terlebih dahulu langkah pengososngkan/vakum pada kompresor. Langkah vakum ini
bertujuan untuk mengeluarkan udara yang mengandung uap air agar tidak menyumbat
pada waktu unit AC mobil ini bekerja.
Langkah
pengosongan ini biasanya dilakukan apabila unit AC mobil tersebut baru
diperbaiki atau di bongkar. Setelah di rakit kembali, maka dilakukan langkah – langkah
vajum agar kinerja unit AC dapat maksimal karena udara yang mengandung uap air
tersebut dapat di keluarkan. Proses vakum ini di lakukan selama 15 – 30 menit
selama proses vakum dilakukan, baru dilakukan pengisian freon/ refrigeran.
2.
Proses pengisian refrigeran
Pengisian
refrigeran atau freon pada unit AC mobil ada 2 cara yaitu :
a. Pengisian
freon dengan tekanan tinggi.
b. Pengisian
freon dengan tekanan rendah.
Tentunya, sebelum melakukan pengisian
refrigeran terlebih dahulu mengosongkan refrigeran dalam sistem ,untuk
mengetahui penuh atau tidaknya sistem pada waktu diisi ada tiga cara :
a. Dengan
melihat pada gelas /kaca pengontrol pada saringan (sight glass )
b.
Dengan melihat
tekanan pada manifold guage.
c. Mengisi
sesuai dengan zat pendingin yang masuk kedalm sistem menurut buku manual.
Sebelum melalui pengisian refrigeran
freon pastikan langkah–langkah berikut sudah dilakukan :
a. Rangkaian
sistem harus terpasang dengan benar.
b. Selang
masih terpasang pada manifold guage warna merah ke nipel tekanan tinggi .
c. Warna
biru ke nipel tekanan rendah dan warna hijau ke tangki refrigeran atau alat
pengisi
d. Refrigeran
yang akan digunakan harus tersedia dengan cukup.
e. Singkirkan
alat –alat yang masih ada di sekitar mesin untuk menghindari kecelakaan kerja.
3. Langkah pengisian
1. Pada
Manifold Guage, terdapat 3 selang . warna kuning yang ditengah terhubung ke
tabung freon, warna biru terhubung ke Low Preassure dan selang terakhir
berwarna merah terhubung ke High Pressure ( slang yang menuju ke kondensor,
biasanya dekat dengan radiator )
2. Pastikan
warna valve dalam keadaan tertutup, lalu hubungka selang ke portnya masing –
maising.
3. Buka
sedikit valve dari tabung lalu longgarkan sedikit mur selang kuning yang
menempel ke Manifold Guage. Tuggu sampai terdengar bunyi Hisss selam 4 detik
tujuannya untuk membuang udara yang ada dalam selang kuning dan menggantinya
dengan freon.
4. Tutup/
rapatkan kembali mur pada selang kuning di Manifold Guage tadi, dan tutup juga
valve pada tabung freon.
5. Nyalakan
mesin dan AC pada setting fan yang paling cepat dan suhu yang paling rendah /
dingin dalam keadaan jendela terbuka.
6. Setel
engine pada runing pad Rpm 1100 – 1500.
7. Buka
kedua valve manifold ( Low dan High ) hingga terbaca penunjuknya.
8. Idealnya
tekanan rendah maximum 40 PSI, tekanan tinggi maximum 225 PSI
9. Tutup
kembali semua valve, llu buka sedikit valve tabung.
10. Buka
valve warna biru disinilah proses pengisian tabung berlangsung. Tunggu sesaat
sampai penunjuk angka naik dan terbaca 35 -40 PSI.
11. Dengan
mesin tetap menyala, tutup valve warna biru dan valve tabung .
12. Dengan
melihat dengan gelas kaca pengontrol saringan dan memeriksa tekanan.
13. Tutup
semua katup pada Guage Manifold dan juga pada tabung, bersikan alat- alat dan
bahan
Kerusakan
yang sering terjadi dan cara penangannanya :
Masalah yang terjadi
|
Cara penanganannya
|
· Sistem tidak bekerja
|
· Periksa sekring ( fuse )
· Periksa kekencangan V belt/ ganti
· Periksa control sysytem
· Periksa semua sambungan dan kebocoran pada house / pipa
|
· Bunyi pada sistem
|
· Sambungan compressor cluth rusak
· V belt lepas
· Oli compressor habis
· Iddel pully dan bearing cacat / rusak
· Pengisian refrigeran berlebihan
· Pengisian
refrigeran kerang
|
· Pendinginan yang terputus –putus
|
· Blower rusak
· Compressor selip
· Katup expansi beku kemungkinan adanya kelembaban
di dalam sistem
· Evaporator tersumbat
|
· Ac tidak dingin
|
· Fuse putus
· Aliran freon terhambat
· Adanya kebocoran pada sistem
· Kabel aliran listrik terputus / ganti
· V belt rusak / ganti
|
5. Usulan pemecahan
masalah
Masalah yang terjadi ketika
pengisian freon disebabkan oleh masuknya udara luar kedalam selang dan iku
masuk ke dalam dan bersirkulasi dengan refrigeran. Cara menangani hal tersebut
kita dapat mengikuti prosedur diatas lebih tepatnya pada bagian teori yang
menunjukkan pengisian freon dengan aman dan benar.